BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut sangat wajar mengingat mereka
juga berasal dari keluarga dan lingkungan yang berbeda pula.
Dalam hal belajar misalnya, setiap siswa juga
mempunyai tingkatan dan kemampuan belajar yang berbeda pula. Bisa jadi cara
belajar mereka pun tidak sama satu dengan yang lain. Adanya perbedaan kemampuan
belajar tersebut mengakibat antara satu siswa dengan siswa yang lain kadang
terjadi kesenjangan yang cukup besar. Maksudnya disatu sisi ada siswa yang
sangat cerdas dan di sisi lain ada siswa yang kurang pandai. Bagi siswa yang
cerdas tentu membuat bangga gurunya, akan tetapi siswa yang rendah prestasi
belajarnya menjadi permasalahan tersendiri bagi guru dan juga siswa itu
sendiri. Nah, dalam proses Bimbingan Konseling ini diambil sebuah permasalahan
mengenai siswa yang rendah prestasi belajarnya atau siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
B. Rumusan
Masalah
1. Kasus
anak yang berkesulitan belajar.
2. Memberikan
solusi terhadap kasus anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kasus Anak Berkesulitan Belajar
Sebut
saja Doni (bukan nama sebenarnya), adalah seorang siswa kelas 5 yang memiliki
nilai hasil belajar terendah di kelasnya. Nilai rendah tersebut tidak hanya
untuk satu atau dua mata pelajaran saja, tetapi hampir semua mata pelajaran.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar Doni terlihat sulit sekali menerima
materi pelajaran. Selain itu Doni juga tidak bisa fokus terhadap pelajaran. Ia
lebih suka bermain dan mengganggu teman sebangkunya. Tidak jarang guru
seringkali menegurnya lantaran mengganggu konsentrasi siswa lain. Sayangnya
Doni tidak lantas diam dan fokus pada pelajaran hingga jam pelajaran selesai.
Beberapa menit kemudian ia kembali mengganggu temannya dan tidak fokus pada
pelajaran. Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan guru pun sering tidak ia
kerjakan.
B. Solusi
Permasalahan
Doni di atas tentu menjadi kekhawatiran guru dan juga orang tua. Oleh karena
itu guru sebagai orang tua kedua dan juga dianggap lebih kompeten dalam
mengenal dan memahami karakteristik siswa, mengambil langkah-langkah tertentu
sebagai upaya untuk memberi solusi atas permasalahan yang menimpa Doni
tersebut. Langkah-langkah yang diambil yaitu:
1. Memanggil
Doni dan berbicara empat mata perihal segala sesuatu yang terkait dengan
masalahnya.
2. Memberinya
pengertian bahwa perbuatan yang dilakukannya salah.
3. Memotivasi
Doni untuk giat belajar dengan kata-kata persuasif.
4. Menjelaskan
kepada Doni akan pentingnya belajar, baik untuk sekarang maupun masa depan.
5. Memberikan
perhatian yang lebih dalam kegiatan proses belajar mengajar. Maksudnya jika
Doni belum memahami suatu materi, guru harus dengan sabar menjelaskannya
kembali dengan kata-kata yang mungkin lebih mudah dimengerti.
6. Memberinya
hadiah sebagai penyemangat jika prestasinya meningkat.
7. Mengajak
peran serta orang tua untuk ikut membantu dan mengawasi Doni dalam kegiatan
belajar di rumah.
C. Analisis
Kesulitan
belajar (Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau
prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau
fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut
sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu
kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.
Ciri-ciri
anak yang mengalami kesulitan belajar yaitu:
1. Nilai
pelajaran turun.
2. Sulit
mengatur kegiatan atau barang.
3. Mudah
lupa.
4. Sering
kehilangan barang-barang.
5. Sering
melamun.
6. Ceroboh
dan tidak teliti.
7. Tidak
termotivasi untuk belajar.
8. Mudah
menyerah.
9. Sulit
duduk tenang untuk jangka waktu yang lama.
10. Banyak
berbicara.
11. Sulit
menunggu giliran.
12. Suka
jail, iseng dan impulsif (bergerak tiba-tiba).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar, yaitu:
1. Faktor
Intern
Faktor intern adalah
faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar. Dalam membicarakan
faktor intern ini, penulis akan membahasnya menjadi 2 faktor, yaitu faktor
fisilogis dan faktor psikologis.
a. Faktor
Fisiologis
Kondisi fisiologis pada
umumnya sangat berperan terhadap kemampuan bagi seseorang, anak yang dalam
keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang ada dalam
kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah, mudah mengantuk
sehingga dalam kegiatan belajarnya mengalami kesulitan dalam menerima
pelajaran.
b. Faktor
Psikologis
Adapun yang termasuk
faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar antara lain adalah
inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
2. Faktor
Ekstern
Faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga
faktor, yaitu :
a. Keluarga,
yang meliputi cara orang mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan.
b. Sekolah,
yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c. Masyarakat,
yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan
bentuk kehidupan masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap
anak yang mengalami kesulitan dalam belajar pasti ada factor-faktor yang
menyebabkan mereka mengalami hal itu seperti fakts psikologi, fisiologi,
lingkungan sekolah, masyarakat, dan terutama keluarga.
B.
Saran
Bagi
orang tua ataupun guru yang memiliki anak yang berkesulitan belajar sebaiknya
membimbing mereka supaya lebih baik dalam belajar dan bergaul.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung:
PT. remaja Rosydakarya. 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar